Friday, February 4, 2011

My Confession #1

Okay. Mungkin sudah lama banget semenjak post-an tentang kehidupan gue di sini. Terkadang menyimpan perasaan lebih baik daripada diumbar kemana-mana. Itu akan membuat cerita kita lebih berharga untuk diri sendiri. Tapi, terkadang jika cerita selalu ditahan didalam hati kita. Kita tidak pernah mau membicarakannya kepada orang lain itu akan membuat perasaan kita seperti ada yang mengganjal. Hari ini Gue memutuskan untuk menceritakan secuil kehiduapan dari seorang Anse -_-" beberapa hari belakangan ini.

Tahun baru adalah sebuah awalan baru. Mungkin itulah hal pertama yang bisa dituliskan. Sudah sebulan ini 2011 berjalan. Bumi berputar pada porosnya untuk 12 bulan berikutnya. 2010 telah membuat benang cerita yang panjang. Kini Gue memutuskan benang panjang yang telah ruet tidak beraturan itu untuk memulai lemabaran baru. 6 Bulan galau hanya karena seseorang tapi, waktu telah menyembuhkan sedikit demi sedikit membuat perasaab sakit itu kian terlupakan. Seakan telah terbiasa akibat rasa yang tidak menyenangkan itu.
Banyak yang bilang cinta datang kapan saja. Tapi, setelah mengalami kesakitan Gue cukup tau tentang laki-laki. Di pikiranku semua laki-laki sama saja. Tidak ada yang spesial. Tapi, ada satu pengecualian pada dirinya .

Sungguh tidak ada yang menarik didirinya. Hanya laki-laki biasa. Orang Indonesia dan seumuran denganku. Kami telah saling kenal sekitar 3 tahun lalu. Demi Tuhan, Aku tidak pernah mengakui rasa itu. Mungkin beberapa tahun lalu pernah menyadari tapi Aku tidak pernah mengakui. He's weird. Tapi, ada sesuatu didalam dirinya yang membuat ia berbeda. Aku tahu itu. Karena rasa itu datang saat kami bercerita tentang sesuatu. Dia bercerita tentang mantannya yang notaben adalah temanku sendiri. Aku tahu Ia masih menyukainya. Mungkin perasaan bertepuk sebelah tangan yang juga ia alami membuatku berfikir I'm not that alone.

Aku menyukainya semenjak itu. Aku mengingatnya dengan sangat jelas 4 September 2010. Tapi, Aku selalu menyangkal I will never ever love him.  Ada beberapa alasan Aku selalu menyangkalnya beberapa bulan belakangan ini. Salah satu alasannya yaitu, Aku tidak ingin sejarah berulang. Rasa sakit itu. Tangisan saat mengingatnya.Kepedihan saat mengenang masa lalu. Aku tidak mau mengalami masa itu.  Itu baru dua bulan semenjak pertengkaranku dengan Jake. Aku juga masih mencintai Jake. Aku juga tidak ingin menjilat ludahku sendiri karena beberapa waktu lalu saat temanku bertanya,"Lo suka ya sama x?" Aku selalu menjawab tidak. Bahkan hingga sekarang.

Tapi berada satu sekolah dengannya. Bertemu lima hari dalam seminggu selama 8 jam perhari membuatku tidak bisa mengelak dengan rasa itu. Aku tahu Aku sangat bodoh. Bahkan Aku tidak yakin dia memiliki rasa yang sama atau tidak. Sesuatu yang kutahu Aku yakini hingga saat ini adalah takdir. 
Sebenarnya kami satu SD, SMP, dan SMA. Saat SD dia adalah murid pindahan sepertiku. Tapi, kita belum saling mengenal. Bahkan saat Bulan September tahun lalu, seakan ada takdir yang membuat kami saling bercerita tentang hal itu. Aku tidak bisa menceritakannya disini. Terlalu frontal. Aku takut dia membaca dan menyadarinya. Bahkan, Itu akan membuat persahabatan kita menjadi buruk. Kupikir, Hanya berteman seperti ini sudah cukup indah. cukup. 

I don't know How to tell my feeling.

No comments:

Post a Comment